Cangcimen.....
Cangcimen....
Cangcimen...
Cangcimen.....
Teriakan terus menggema
Diruangan suntuk penuh sesak
Bau keringat manusia bercampuran
Bersandar lelah mengikuti arah roda berputar
Puluhan pasang mata bersandar di kursi sofa
Ada yang tertawa
Ada yang tertidur
Bahkan ada yang tak peduli dengan sekitar
Sesuap nasi adalah tujuan utama
Untuk menghidupi keluarga di rumah
Teriakan demi teriakan terus menggema
Hingga berhenti di stasiun berikutnya
Wajah lesu terekam jelas dalam aksinya
Topi lusuh selalu menutupi keringat kepalanya
Cangcimen...
Kacang, kuaci, permen...
Matra yang selalu terucap
Kala Bus mulai menghampirinya..
Hisyam, 31 Januari 2016
Saturday, January 30, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment